Nasi uduk merupakan salah satu makanan yang sangat digemari di Indonesia khususnya di Jakarta. Nasi yang ditanak menggunakan air santan dari perasan kelapa dan dicampur dengan berbagai lauk,sayur maupun aneka gorengan menjadi pilihan masyarakat sebagai menu sarapan.
Rasanya yang familiar bagi lidah orang Indonesia pada umumnya,harganya yang murah dan kemudahan untuk mendapatkannya tentu saja melandasi banyak orang yang gemar dengan sajian ini. Dibalik kepopuleran nasi uduk terutama sebagai hidangan sarapan sehari-hari, sering kita dengar dari mulut ke mulut bahwasanya nasi uduk tidak baik dikonsumsi sebagai sarapan karena dapat membuat kita mengantuk di siang hari. Hal ini sudah bukan wacana, bahkan tidak sedikit orang mengklaim bahwa setelah makan nasi uduk(dan sejenisnya) sebagai sarapan, mereka merasakan kantuk saat beraktivitas.
Pertanyaanya sekarang adalah apakah benar nasi uduk(dan sejenisnya) menjadi dalang dari rasa kantuk yang mereka rasakan? Ataukah ini hanya mitos yang terlalu dijiwai oleh masyarakat pada umumnya? Melihat cara pembuatan nasi uduk yang menggunakan santan, apalagi ketika disantap dengan aneka gorengan yang berminyak menjadikan santapan pagi ini terkesan kaya akan lemak walaupun sebenarnya kadarnya tidak sebanyak karbohidrat yang menjadi bahan utama pembuatannya.
Lemak yang terkandung pada santan dan minyak ini yang diduga menjadi penyebab rasa kantuk kian datang setelah melahap makanan tersebut Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan pada jurnal SLEEP dan dipresentasikan pada konferensi tahunan SLEEP tahun 2013, menyatakan bahwa mengkonsumsi jumlah lemak yang banyak diasosiasikan dengan meningkatnya rasa kantuk di siang hari (daytime sleepines). Menurut Dr. Alexandros Vgontas, M.D., seorang profesor psikiater di Penn College of Medicine menyatakan bahwa diet pada makanan-makan yang mengandung lemak tinggi dapat meningkatkan kesiagaan(tidak mengantuk) sehingga bermanfaat pada kemampuan fungsi tubuhnya. Studi ini melibatkan 31 peserta yang tidak obesitas dalam rentang umur 18 hingga 65 tahun. Peneliti mempelajari bagaimana peserta tersebut mengalami rasa kantuk pada siang hari terkait perilaku makan masing-masing individu. Ternyata ditemukan adanya hubungan daytime sleepiness dengan konsumsi lemak. Rasa kantuk yang terjadi dapat disebabkan karena Asam lemak(fatty acid) membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk dikonsumsi. Dengan ini, maka dibutuhkan lebih banyak darah yang dialirkann ke sekitar sistem pencernaan untuk melakukan pencernaan terhadap makanan yang memiliki kadar lemak yang cukup tinggi.
Saat itu pula darah yang seharusnya lebih banyak mengalir ke otak, justru teralihkan, inilah yang mengakibatkan rasa kantuk. Secara umum, penjelasan diatas menjelaskan keterkaitan antara lemak dengan rasa kantuk karena secara khusus belum ada studi (yang diakui) terkait hubungan antara rasa kantuk dengan adanya komponen lain (khusus) dari nasi uduk sendiri melainkan kandungan lemak akibat santan yang digunakan pada proses pembuatan. Melalui studi ini, kita juga dihimbau untuk mengurangi konsumsi lemak di pagi hari terutama saat kita ingin fokus dan terhindar dari rasa kantuk saat beraktivitas.
Referensi :